Kamis, 21 Mei 2009

Ketika tujuan hidup semakin kabur

Setiap orang pasti mempunyai idealisme dan cita-cita. Ada yang pengen jadi dokter, ada yang pengen jadi tentara, ada yang pengen jadi pilot, bahkan anak kecil yang belum tahu apa-apa juga sudah banyak yang punya cita-cita (coba tanya anak-anak yang masih sekolah di Play Group, mau jadi apa mereka kelak, pasti punya jawaban). Terlepas apakah cita-cita itu berdasarkan pada sesuatu yang realistis atau tidak, tapi yang pasti semua orang punya cita.

Akan tetapi, terkadang karena benturan-benturan yang ada dalam kehidupan, kebutuhan serta beberapa hal yang lain membuat idealisme seseorang menjadi luntur. Coba lihat, betapa banyak koruptor yang dulunya ketika mahasiswa adalah orang-orang yang paling giat dan paling gagah dalam menyuarakan demonstrasi anti korupsi, bahkan berada di bagian paling depan. Coba lihat, betapa banyak orang yang dulunya vokal terhadap penegakan keadilan, akan tetapi sekarang menjadi diam, takut akan kehilangan pekerjaan. Dan masih banyak lagi (Tiap orang pasti mempunyai kasus yang berlainan, dan pasti semua orang pernah mengalami masalah ini).

Tidak ada yang perlu untuk disalahkan, termasuk sistem yang ada juga tidak perlu disalahkan (Akan tetapi yang namanya korupsi tetap harus ditindak sesuai dengan prosedur yang ada, hukum harus ditegakkan, yang salah harus dihukum, yang benar dikasih apreasiasi).

Hanya mungkin kita perlu untuk berhenti sejenak dari hiruk pikuk kehidupan dunia (bukan mati lho), menenangkan diri, mencoba melakukan perenungan (red: kerennya intropreksi diri, dalam islam dikenal dengan istilah muhasabah), melakukan evaluasi atas apa yang sudah kita jalani. Mencoba untuk melakukan flash back atau kilas balik, membuat slice of life, potongan-potongan kehidupan yang kemudian akan membuka alam pikiran kita tentang apa yang sudah terjadi dalam kehidupan kita. Masa-masa kelam yang telah kita lalui, yang mungkin dapat kita gunakan sebagai pelajaran agar kita tidak terjerambah, jatuh dan tersungkur ke dalam masa-masa kelam tersebut, ataupun masa-masa indah, masa-masa yang ingin kita ulang kembali dan kita ciptakan dalam kehidupan sekarang ini (walaupun sebagian mungkin sudah tidak bisa lagi, karena kita tidak bisa kembali ke masa lalu, kalau ada film yang dapat menceritakan tentang kembalinya seseorang ke masa lalu, jangan percaya, itu hanya akan membuat kita terlalu banyak berhayal, terlena dengan kehidupan dan lupa untuk menyiapkan masa depan yang lebih baik), masa-masa kita bisa menciptakan sebuah prestasi yang gilang gemilang, yang mungkin juga dapat kita gunakan sebagai sebuah motivasi untuk kembali berprestasi.

Sejenak marilah kita ingat kembali (kalau sekarang memang sudah lupa) idealisme yang pernah terbentuk dalam kehidupan kita. Kalau sekarang kita sudah sangat terbiasa dengan praktek korupsi (Jangan heran, karena semua lini kehidupan sekarang sudah tidak bisa lepas dari yang namanya korupsi, dari sekedar hanya ngurus administrasi di RT ataupun kelurahan, sampai dengan mau jadi Caleg, atau bahkan presidenpun, marak dengan korupsi dan KKN), padahal kita dulu adalah orang yang paling vokal dalam menyikapi korupsi, kalau sekarang kita ini jadi orang yang tidak acuh lagi lagi dengan penegakan keadilan karena takut dipecat dari pekerjaan ataupun terasing dari teman-teman yang lain, padahal dahulu kita adalah orang yang paling vokal dalam menyuarakan keadilan, maka marilah sejenak kita merenung dan coba untuk hayati kembali.

MUNGKINKAH IDEALISME ITU AKAN TERCIPTA KEMBALI ?

Sangat mungkin, meskipun mungkin tidak 100 %, akan tetapi lebih baik daripada tidak sama sekali. Ibaratnya orang yang sedang melakukan sebuah perjalanan, maka harus sering-sering untuk melihat kompas, betulkah tujuan yang sedang mereka tempuh. Kalau orang tersebut tidak melihat kompas, maka bisa jadi akan tersesat sangat jauh, akan tetapi kalau kita sering melihat kompas, melihat sejauh mana perjalanan yang sudah kita tempuh, maka kita akan lebih mudah untuk kembali ke jalur yang semestinya ketika ternyata jalur yang kita tempuh sudah melenceng.

Begitu juga dengan idealime. Kita harus punya sebuah idealisme, sebuah pendirian yang kuat, yang harus kita pertahankan dan perjuangkan, meskipun dengan tetes darah yang terakhir, dan kita harus berusaha untuk mewujudkan idealisme tersebut. Ketika sekarang kita sudah semakin jauh dengan idealisme yang pernah kita miliki, maka marilah berhenti sejenak, marilah arahkan kembali haluan kita untuk semakin dekat dengan idealime kita.

Sukses untuk para pejuang idealisme.

Vivat COMMUNITY DEVELOPMENT.

1 komentar:

  1. Ya, idelisme memang tetap harus dijaga, jangan hilang idelisme, tapi cobalah mengadaptasikan idelisme dengan realita, tapi jangan sampai luntur

    BalasHapus